midie lucky

Aku tak kan pernah berangkat ke Surga, aku memang sudah siap. Ransel Palazzo dengan hiasan pin Cinta sudah aku isi perutnya dengan perbekalanmu dan milikku. Yaa meski aku juga sudah punya tiket gratis kesana.
Akan ku tepati janji kecilku untuk selalu menunggumu. Berdandanlah dulu hingga pria-pria mabuk padamu. Akan aku tahan cemburuku dengan mulut tersumpal tuak dan arak. Agar aku mabuk lalu pingsan. Semoga saja dalam mimpiku tak cemburu lagi, sebab jika ia, apakah aku harus pingsan lagi dalam mimpiku?
Maaf, aku memang sempat tergoda juwita malam. Tapi itu hanya semata karena aku tak mau lama-lama bercumbu dengan sepi. Terlebih akan pesona keanggunannya. Mesti aku tahu itu bukan alasan.
Aku mabuk akan dirimu. Isyarat hati berkata kau tetap hawa hidupku. Dan aku selalu berharap ditemani dalam getirnya kehidupan, kesepian bahkan kematian. Palung hatiku tlah penuh akan memory tentang mu, hingga tiap tikungan-tikungan di otakku. Dan akan tetap menjadi Melati dan bunga hidupku.

Read More …


Sepi itu seperti kerangkeng waktu. Tanpa rasa tanpa warna. Dengan hibernasi panjang tanpa mimpi. Memar sepi akan lebih perih jika dicampur rindu, tapi mungkin gembok sepi akan terbuka jika hati mau kembali di rajai satu hati.
Read More …