midie lucky

'Kartini' yang terlupakan negeri ini.Photo  by Midi
by Midi

"Mana ada bah ada arti Kartini  untuk kami orang kampung, sidak di ilek jak yang tau tu,"
Demikian kata Yosep, salah seorang warga perbatasan. Dia sempat mengecap sekolah SMP di Balai Karangan. Baginya perayaan hari Kartini yang selalu diperingati oleh orang kota, bagi orang kampung seperti dia sama seperti berita di TV.

Dia tahu Kartini itu salah satu pahlawan wanita Indonesia dari buku sejarah. Perempuan yang mengangkat harkat dan martabat perempuan-perempuan lain di Indonesia. Tapi Yosep tak habis fikir, mengapa banyak perempuan indonesia lainnya yang dibiarkan menderita, memikul penderitaan hidup.
Kata dia, di perbatasan, para perempuan adalah pekerja keras. Banyak diantaranya yang pergi pagi, melintasi perbatasan Indonesia dan Malaysia di Entikong, menjadi buruh atau TKI, sorenya pulang sambil memikul barang-barang berat.

Banyak perempuan pekerja keras, menanggung beban hidup di sempadan negara, tak mengenal siapa itu kartini. Tapi adakah pemerintah peduli pada nasip 'kartini-kartini' di batas negeri?

 
Read More …

Kartini yang Dilupakan di Negeri Sendiri,  Photo by  Midi
Perbatasan Indonesia-Malaysia, di Entikong terdapat banyak profesi yang mencari Ringgit ataupun Rupiah, baik pria mapupun wanita, baik tua maupun muda.

Salah satu peran yang nampak dalam potret ini adalah Aminah yang sudah berusia 65 tahun. "Biasanya nenek ada jam-jam segini" (saat itu kira-kira jam 10), kata Adi salah seorang warga perbatasan Entikong, saat aku bertanya kemana ibu-ibu yang menjadi kuli pikul barang-barang di perbatasan Entikong.

Menurut Adi nenek ini sudah 12 tahun bekerja menjadi kuli pikul di perbatasan Entikong. Saat Bang Adi menunjuk untuk memberi isyarat  bahwa Nek Aminah keluar dari Tebedu, aku langsung mengejar setengah berlari untuk membingkainya yang sedang memikul barang dari Tebedu. Salam Jepreet untuk Nek Aminah.
Read More …



Jembatan rusak di Kecamatan Balai Batang Tarang Kabupaten Sanggau membuat pengguna kendaraan harus berbagi ruas jalan jembatan yang sempit.

Tidak ada tanda peringatan atau rambu-rambu pada ruas jalan ini, yang ada hanya sebilah bambu dan ranting kayu yang ditancapkan pada lubang dibagian jembatan yang rusak. Belum lagi sepanjang jalan trans Borneo mulai dari Simpang Tayan sampai border Entikong yang dibiarkan saja rusak tak diperbaiki. Paling-paling ditimbun tanah dan batu.

Padahal anda tahu? Ini adalah jalan internasional, Kalimantan Barat-Kucing-Brunei Darusalam yang setiap hari dilewati oleh bus dan kendaraan lintas negara. Dibiarkannya jalan yang dilewati para pelintas antar negara tetap rusak, seakan negara ini tidak punya rasa malu dan harga diri.


Read More …