'Kartini' yang terlupakan negeri ini.Photo  by Midi

by Midi

"Mana ada bah ada arti Kartini  untuk kami orang kampung, sidak di ilek jak yang tau tu,"
Demikian kata Yosep, salah seorang warga perbatasan. Dia sempat mengecap sekolah SMP di Balai Karangan. Baginya perayaan hari Kartini yang selalu diperingati oleh orang kota, bagi orang kampung seperti dia sama seperti berita di TV.

Dia tahu Kartini itu salah satu pahlawan wanita Indonesia dari buku sejarah. Perempuan yang mengangkat harkat dan martabat perempuan-perempuan lain di Indonesia. Tapi Yosep tak habis fikir, mengapa banyak perempuan indonesia lainnya yang dibiarkan menderita, memikul penderitaan hidup.
Kata dia, di perbatasan, para perempuan adalah pekerja keras. Banyak diantaranya yang pergi pagi, melintasi perbatasan Indonesia dan Malaysia di Entikong, menjadi buruh atau TKI, sorenya pulang sambil memikul barang-barang berat.

Banyak perempuan pekerja keras, menanggung beban hidup di sempadan negara, tak mengenal siapa itu kartini. Tapi adakah pemerintah peduli pada nasip 'kartini-kartini' di batas negeri?

 

Kartini yang Dilupakan di Negeri Sendiri,  Photo by  Midi

Jembatan rusak di Kecamatan Balai Batang Tarang Kabupaten Sanggau membuat pengguna kendaraan harus berbagi ruas jalan jembatan yang sempit.

Tidak ada tanda peringatan atau rambu-rambu pada ruas jalan ini, yang ada hanya sebilah bambu dan ranting kayu yang ditancapkan pada lubang dibagian jembatan yang rusak. Belum lagi sepanjang jalan trans Borneo mulai dari Simpang Tayan sampai border Entikong yang dibiarkan saja rusak tak diperbaiki. Paling-paling ditimbun tanah dan batu.

Padahal anda tahu? Ini adalah jalan internasional, Kalimantan Barat-Kucing-Brunei Darusalam yang setiap hari dilewati oleh bus dan kendaraan lintas negara. Dibiarkannya jalan yang dilewati para pelintas antar negara tetap rusak, seakan negara ini tidak punya rasa malu dan harga diri.

Jembatan Kapuas by Midi

Suatu Senja by Midi

suasana perbatasan Border Entikong.

Cuma ilustrasi

Ringgit Menggit   rupiah, setelah sebelumnya Rp 2.850 sekarang menjadi Rp 2.950. Entah apa yang dilakukan negeri ini, sehingga tak merasa bahwa perlu melakukan sesuatu untuk menjaga nasib anak bangsanya.

Di perbatasan negara, tak jauh dari kampung saya, orang-orang bertarung di pinggir border, memanfaatkan situasi ini untuk meraup keuntungan. Jika anda ke Entikong, maka yang pertama kali anda temui adalah para money changer berjalan, yang berkeliaran merayu anda.

Batas negara, seperti sebuah pasar yang tak diurus, ricuh dan riuh redah

Ekspolitasi alam dan isinya menyebabkan sistem imun lingkungan desaku lemah. Wajahnya pun tak seelok dulu. Mungkin tak lama lagi para petani akan gantung cangkul atau memusiumkan ketam, sebab tak banyak lagi lahan untuk berladang. Rimba yang dulunya gagah kini lebat berganti Kelapa Sawit. Saat musim penghujan sungai mengeruh bak susu. Tak ada lagi sumber air bersih. Sudah beberapa musim perusahaan Kelapa Sawit menancapkan papan nama di desa Sungai Daun Kec Sekayam Kab Sanggau dan sudah tiga tahun terakhir ini panen. Hanya janjinya yang tersisa, "Seharusnya pembagian hasil panen 75:25, tapi sampai sekarang belum pernah bagi hasil” kata Juli warga Sungai Daun. Menurutnya warga sering datang untuk menagih janji tapi perusahaan belum memberikan tanggapan kepada warga yang menyerahkan tanahnya. Sekarang hanya janji dan sesal yang tersisa.

Lokasi bekas penambangan di perbatasan

by Midi

"Banyak orang Korea dah disini"
"masak? Kataku
"Iya" lanjut Bibiku, "Mereka kerja emas disini, tapi kemarin kami usir, habis banyak ikan mati. Cara bekerja mereka lain, mereka pakai bahan kimia."
Sempat tidak percaya memang, hinga akhirnya aku pergi dan melihat orang Korea itu ke perusahaan tambang yang berada di desa Melenggang, Kec Sekayam Kab Sangggau. Desa Melenggang memeng sudah akrab dengan penambangan emas, namun baru kali ini ada perusahaan asing yang menambang emas di desa ini.

The last pakis

Riam Talogah, kecamatan Kembayan, Photo by Midi

Riam Talogah, kecamatan Kembayan adalah sebuah pesona alam yang mengoda, tempat wisata  yang mengiurkan.

Sunyinya Kamboja

Walau pun saya adalah anak muda dari sempadan negara, dan jauh dari pusat negeri. Tetapi sebagai seorang photographer yang sedang belajar menjadi profesional, saya terus belajar keras.
Banyak karya saya yang belum sempat dipublish di blog ini. Bagi yang ingin memesan karya saya, atau meminati karya-karya saya, silahkan  menghubungi saya di email berikut: midielucky99@gmail.com

yang telah menjadi milik mereka by  Midi