'Kartini' yang terlupakan negeri ini.Photo by Midi |
"Mana ada bah ada arti Kartini untuk kami orang kampung, sidak di ilek jak yang tau tu,"
Demikian kata Yosep, salah seorang warga perbatasan. Dia sempat mengecap sekolah SMP di Balai Karangan. Baginya perayaan hari Kartini yang selalu diperingati oleh orang kota, bagi orang kampung seperti dia sama seperti berita di TV.
Dia tahu Kartini itu salah satu pahlawan wanita Indonesia dari buku sejarah. Perempuan yang mengangkat harkat dan martabat perempuan-perempuan lain di Indonesia. Tapi Yosep tak habis fikir, mengapa banyak perempuan indonesia lainnya yang dibiarkan menderita, memikul penderitaan hidup.
Kata dia, di perbatasan, para perempuan adalah pekerja keras. Banyak diantaranya yang pergi pagi, melintasi perbatasan Indonesia dan Malaysia di Entikong, menjadi buruh atau TKI, sorenya pulang sambil memikul barang-barang berat.
Banyak perempuan pekerja keras, menanggung beban hidup di sempadan negara, tak mengenal siapa itu kartini. Tapi adakah pemerintah peduli pada nasip 'kartini-kartini' di batas negeri?